ini mas ridwan kamil

ini mas ridwan kamil

mbaakk...numpang ngeyup dong...

mbaakk...numpang ngeyup dong...
hihi..ojo rebutan mas..

Senin, 10 Agustus 2009

apakah aku mengenalnya

Aku merasa telah dia. Dia begitu dekat dalam atmosferku. Tapi kenyataan membuat ku terhenyak. Aku kembali bimbang… Benarkah aku sudah mengenal dia? Siapakah dia? Apakah aku sebenarnya belum mengenalnya?

Semua tentang dia begitu nyata. Kusentuh! Kubelai! Kuraba! Tiap kulit kami saling bergesekan, aku merasakannya. Mesra dan hangat.. Dekat sekali.. Semakin lama kita berjalan, semakin jelas kabut-kabut itu membentuk gumpalan visual yang semakin nyata olehku, tentang engkau. Berjejalan memasuki otak kananku.

Tapi aku hanya tahu kau dari apa nampakmu saja.. Hanya selongsong luarnya! Mungkin aku hanyalah awam. Mungkin juga mengenalmu dengan “ke-SOK-TAHU-an” ku. Memaknaimu secara dangkal.. Ataukah sebenarnya kau dan semua orang di sekelilingku ini hanya "imajinasi ciptaan otak kiriku"?

Aku mempertanyakan kelihaian indraku. Karena aku tak mampu gapai jauh ke hatimu. Bahkan isi kepalamu. Keras! Hati pun setebal baja! Sebenarnya dia terbuat dari apa,sih? Kenapa aku sama sekali tidak bisa menembus isi kepalanya? Terkadang obrolannya pun hanya dia dan mereka yang tau. Seolah aku ini hanya orang di luar lingkaran. Bukan siapa-siapa. Padahal aku tlah lama bersua dengannya. Yah, memang, mereka telah melibatkanku.. Tapi seolah hanya menarikku dari lingkaran terluar ke lapisan tengah lingkaran saja. Tidak masuk ke dalam inti.. Seolah mereka senang "tetap menjadi misteri" dengan privasi yang terjaga.

Kau dan semuan ini nampak seperti misteri. Selalu menjadi kumpulan kisah misterius diantara nyata. Tak tau kapan serius? Entah kapan bercanda. Mimik muka selalu dipenuhi tawa.. Ceria. Namun terkadang mereka beku. Disertai wajah yang menghampa. Hanya bisu.

Seolah tengkorak kepalanya terbuat dari bahan "anti x-ray", tak mampu ku membaca apa yang dipikirkan. Atas semua perubahan mimik yang mendadak itu. Semua berada di "frame blur"... Oouurrgghh...

Terkadang aku benci! Mengapa aku begitu normal? Seandainya aku punya sedikit saja kekuatan menerawang… Sedikiiiit saja… Biar ku bisa mengerti apa makna kata yang kau ucap. Kamuflase kata yang selalu kau gunakan tuk tutupi kebenaran dalam otakmu. Otak yang selalu berkonspirasi dengan hati untuk tak mengungkapkan fakta. Euhm, mungkin terungkap, tapi penuh kiasan. Arrrghh… Lagi-lagi! Seandainya indraku lebih peka untuk menyadari hal itu… Sayangnya aku normal..!!

Aku juga ingin menjadi penting bagimu. Sebagaimana kau ciptakanku ‘Oase’ di tengah gersangnya hamparan metropolitan ini. Disana kau, kalian! Aku menemukan keluarga kecil harmonis di tengah semrawutnya Jakarta. Selalu menjadi penetrasi semangat dan ceriaku saat batereiku mulai melemah. Bahkan tak taukah kamu? Kamu tlah menjadi salah satu dari "my inspired person” that i ever had. Semangat kalian yang berlari dalam jalur-jalur menuju stasiun akhir mimpimu.. Tangan yang selalu menggapai – gapai bintang yang terhampar dilangit. Bintang yang kau gantungi cita – citamu.. Kaki yang terus melompat. Lompatan yang membuat lebih tinggi dari sebelumnya. Harapan yang terus menjadi motor penggerak langkahmu tuk terus mencipta. Iya, mencipta!! Demikian membuat aku juga mencipta.

Buatku, kalian tlah menularkan semangat yang menginspirasi seorang gadis primitif yang belum tau tentang hidup. Cuma sekedar info : kalian sangat berarti buatku.. Aaarrgghh…. Terkadang aku begitu tidak menyukai ke’transparant’an ku. Seolah aku kotak kaca bening yang mudah terbaca. Ingin kupenuhi dengan “spidol permanent berwarna hitam”. Biar sesekali menjadi misteri. Tapi sekali lagi… Aku hanya terlalu normal untuk dibuat – buat.

Aku belum mampu berbuat sesuatu yang berarti. Aku kerdil! Hanya kemampuan yang tak seberapa. Maafkan aku..

Tapi di sudut hati, semoga akupun dapat menjadi sumber semangat bagi kalian semua. Membuat kalian kembali tersenyum saat penat akan dunia. Hanya itu harapku, semoga hadirku bisa bermanfaat untuk kalian.. Semoga......